Selasa, 01 April 2014

1 April

Diposting oleh adindanovita.blogspot.com di 4/01/2014 02:01:00 PM


Ya, hari ini adalah tanggal satu. Satu April 2014. Saya bukan ingin membahas tentang perayaan yang berhubungan dengan tanggal ini-April Mop- tapi, saya ingin membahas sebuah peristiwa penting untuk saya, peristiwa berarti dan awal mula dari kenangan berharga untuk saya.

Dan ini, post spesial untuk kamu, seseorang spesial ditanggal satu, dulu.

Hi, kamu, apa kabar? Aku anggap kamu baik-baik saja, selama aku masih bisa mendengar tawamu dan teriakanmu didekat kelasku, aku anggap kau baik-baik saja. Ya, hari ini tanggal satu, tanggal yang spesial untuk kita dulu, tanggal yang menjadikan aku dan kamu menjadi kita, dan sekarang kembali menjadikan kita seorang individu seperti angka satu.
Selamat tanggal satu yang ke-satu tahun, kamu.
Aku tak peduli, apakah kau mengingat tanggal ini atau tidak. Disini, aku hanya ingin menyampaikan apa yang ingin aku sampaikan. Aku juga tak peduli apakah kau membaca post ini atau tidak.
Tak terasa ya, waktu berjalan dengan sendirinya. Waktu tak pernah peduli, apakah aku atau kamu menikmatinya dengan senang atau sedih, ia akan tetap berjalan. Bahkan waktu dengan teganya meninggalkan perasaan aku yang masih terdampar dimasa lalu, satu tahun lalu.
Tapi, kamu tak usah khawatir, aku masih bisa berdiri tegak seperti angka satu yang kokoh. Mungkin kamu tak akan bisa percaya dengan apa yang sudah aku lalui, karena aku sendiri pun tak percaya kalau aku masih bisa bertahan sampai sekarang. Mungkin kamu tak akan percaya dengan badai besar yang menghampiri hidupku dan merusak semuanya. Yang kamu harus percaya, aku masih bisa senyum dan terlihat baik-baik saja. Aku bukan sedang bersandiwara atau mengenakan topeng, tapi semuanya memang harus seperti ini. Aku harus bersikap tegar, dan aku masih dengerin kata-katamu untuk tidak terlihat lemah dan tak mau dikasihan-in sama orang lain. Semua kata-kata itu aku praktekan dalam kehidupanku yang sekarang, terima kasih untuk itu.
  Semua masalah yang menimpaku membuat aku dewasa dan bisa berpikir logis. Semuanya memang harus seperti ini, ini takdir, skenario Tuhan yang harus aku jalanin, dan aku belajar untuk ikhlas.
Disini, aku ingin mengucapkan terima kasih dan maaf untukmu.
Terima kasih untuk semuanya, terima kasih untuk cinta dan kasih sayang yang pernah kau beri, dulu. Terima kasih untuk kenangan yang terindah yang pernah aku dan kamu buat. Setiap tempat, memiliki kenangan tersendiri yang sudah tersimpan di hati dan memoriku. Dari mulai bengkel sampai sukajaya, semuanya masih aku ingat dengan jelas. Dari mulai lagu dealova sampai lagu gak jelas yang dinyanyiin teman-temanmu untuk theme song waktu itu. Terima kasih untuk kesediaan waktunya, untuk jadi tutor terbaikku, yang rela bangun jam tiga pagi hanya untuk ngajarin aku kimia lewat telpon. Terima kasih karena kamu adalah satu-satunya cowok yang rela berbagi tangis denganku, selain abangku. Terima kasih untuk kekonyolan dan kegilaan yang sering sekali membuatku tertawa. Terima kasih untuk pengalaman dan pelajaran berharganya. Terima kasih.
Sekarang, aku tahu semuanya sudah berubah. Aku terlalu ego jika harus memaksamu, aku terlalu ego jika aku berharap kepengin jadi duniamu, seperti dulu. Aku terlalu ego jika aku tak suka ada orang lain yang juga sayang sama kamu. Tapi sekarang aku sadar, setiap orang punya hati, jadi berhak buat mencintai orang yang dicintainya. Aku tak bisa melarang siapapun untuk sayang sama kamu. Dan aku juga tahu, perasaanmu sudah tak sama seperti dulu.
“Setiap orang punya hati, jadi berhak buat mencintai orang yang dicintainya.”
Aku harap, kamu selalu bahagia. Tapi, aku sudah tak berharap apa-apa untuk cintaku padamu. Aku sudah tak berjuang apa-apa untuk mempertahankan perasaan kamu untukku. Aku sudah tak berharap kamu kembali sayang lagi sama aku, aku sudah tak berharap kamu merindukanku yang selalu merindukan tawamu yang dulu hanya untukku. Dulu, hatiku sakit saat mendengar tawamu yang bukan karenaku dan bukan untukku, tapi sekarang justru aku bahagia masih dapat mendengar tawamu meski sudah bukan untukku lagi. Sekarang ini semua jadi urusanku, urusanku dengan hatiku. Tapi tenang saja, aku selalu berharap yang terbaik untukmu, dengan menyisipkan namamu didoaku, aku rasa itu sudah lebih dari cukup.
“Sekarang, hanya sesederhana itu aku mencintaimu. Dengan menyisipkan namamu didalam doaku.”
Sekarang, biarkan semuanya mengalir. Aku bebaskan dirimu terbang kemana pun yang kamu mau, mengejar semua impianmu sedari dulu. Aku tak akan ganggu hidupmu lagi. Aku pun kerapkali berusaha untuk menghentikan semua sistem otomatis yang bekerja saat melihatmu. Namun, aku masih tak berdaya. Kini, aku hanya menikmati sistem itu, sampai Tuhan menghentikannya sendiri.
Semoga kamu selalu bahagia dan semua impianmu tercapai. Maafkan aku untuk semua kesalahan yang pernah kuperbuat.
Sekali lagi, SELAMAT TANGGAL SATU, HAPPY FAILED ANNIVERSARRY, KAMU.
Maafkan aku, karena perasaanku masih sama seperti tanggal satu, tahun lalu.

Adinda Novita

0 komentar:

Posting Komentar

 

Untaian Kata Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review

Half Purple and Blue Butterfly