Ya, hari ini adalah tanggal satu. Satu April 2014. Saya
bukan ingin membahas tentang perayaan yang berhubungan dengan tanggal ini-April
Mop- tapi, saya ingin membahas sebuah peristiwa penting untuk saya, peristiwa
berarti dan awal mula dari kenangan berharga untuk saya.
Dan ini, post spesial untuk kamu, seseorang spesial
ditanggal satu, dulu.
Hi, kamu, apa kabar? Aku anggap kamu baik-baik saja, selama
aku masih bisa mendengar tawamu dan teriakanmu didekat kelasku, aku anggap kau
baik-baik saja. Ya, hari ini tanggal satu, tanggal yang spesial untuk kita
dulu, tanggal yang menjadikan aku dan kamu menjadi kita, dan sekarang kembali
menjadikan kita seorang individu seperti angka satu.
Selamat tanggal satu yang ke-satu tahun, kamu.
Aku tak peduli, apakah kau mengingat tanggal ini atau tidak.
Disini, aku hanya ingin menyampaikan apa yang ingin aku sampaikan. Aku juga tak
peduli apakah kau membaca post ini atau tidak.
Tak terasa ya, waktu berjalan dengan sendirinya. Waktu tak
pernah peduli, apakah aku atau kamu menikmatinya dengan senang atau sedih, ia
akan tetap berjalan. Bahkan waktu dengan teganya meninggalkan perasaan aku yang
masih terdampar dimasa lalu, satu tahun lalu.
Tapi, kamu tak usah khawatir, aku masih bisa berdiri tegak
seperti angka satu yang kokoh. Mungkin kamu tak akan bisa percaya dengan apa
yang sudah aku lalui, karena aku sendiri pun tak percaya kalau aku masih bisa
bertahan sampai sekarang. Mungkin kamu tak akan percaya dengan badai besar yang
menghampiri hidupku dan merusak semuanya. Yang kamu harus percaya, aku masih
bisa senyum dan terlihat baik-baik saja. Aku bukan sedang bersandiwara atau
mengenakan topeng, tapi semuanya memang harus seperti ini. Aku harus bersikap
tegar, dan aku masih dengerin kata-katamu untuk tidak terlihat lemah dan tak
mau dikasihan-in sama orang lain. Semua kata-kata itu aku praktekan dalam
kehidupanku yang sekarang, terima kasih untuk itu.
Semua masalah yang
menimpaku membuat aku dewasa dan bisa berpikir logis. Semuanya memang harus
seperti ini, ini takdir, skenario Tuhan yang harus aku jalanin, dan aku belajar
untuk ikhlas.
Disini, aku ingin mengucapkan terima kasih dan maaf untukmu.
Terima kasih untuk semuanya, terima kasih untuk cinta dan
kasih sayang yang pernah kau beri, dulu. Terima kasih untuk kenangan yang
terindah yang pernah aku dan kamu buat. Setiap tempat, memiliki kenangan
tersendiri yang sudah tersimpan di hati dan memoriku. Dari mulai bengkel sampai
sukajaya, semuanya masih aku ingat dengan jelas. Dari mulai lagu dealova sampai
lagu gak jelas yang dinyanyiin teman-temanmu untuk theme song waktu itu. Terima
kasih untuk kesediaan waktunya, untuk jadi tutor terbaikku, yang rela bangun
jam tiga pagi hanya untuk ngajarin aku kimia lewat telpon. Terima kasih karena
kamu adalah satu-satunya cowok yang rela berbagi tangis denganku, selain
abangku. Terima kasih untuk kekonyolan dan kegilaan yang sering sekali
membuatku tertawa. Terima kasih untuk pengalaman dan pelajaran berharganya.
Terima kasih.
Sekarang, aku tahu semuanya sudah berubah. Aku terlalu ego
jika harus memaksamu, aku terlalu ego jika aku berharap kepengin jadi duniamu,
seperti dulu. Aku terlalu ego jika aku tak suka ada orang lain yang juga sayang
sama kamu. Tapi sekarang aku sadar, setiap orang punya hati, jadi berhak buat
mencintai orang yang dicintainya. Aku tak bisa melarang siapapun untuk sayang
sama kamu. Dan aku juga tahu, perasaanmu sudah tak sama seperti dulu.
“Setiap orang punya hati, jadi berhak buat mencintai orang
yang dicintainya.”
Aku harap, kamu selalu bahagia. Tapi, aku sudah tak berharap
apa-apa untuk cintaku padamu. Aku sudah tak berjuang apa-apa untuk
mempertahankan perasaan kamu untukku. Aku sudah tak berharap kamu kembali
sayang lagi sama aku, aku sudah tak berharap kamu merindukanku yang selalu
merindukan tawamu yang dulu hanya untukku. Dulu, hatiku sakit saat mendengar
tawamu yang bukan karenaku dan bukan untukku, tapi sekarang justru aku bahagia
masih dapat mendengar tawamu meski sudah bukan untukku lagi. Sekarang ini semua
jadi urusanku, urusanku dengan hatiku. Tapi tenang saja, aku selalu berharap
yang terbaik untukmu, dengan menyisipkan namamu didoaku, aku rasa itu sudah
lebih dari cukup.
“Sekarang, hanya sesederhana itu aku mencintaimu. Dengan
menyisipkan namamu didalam doaku.”
Sekarang, biarkan semuanya mengalir. Aku bebaskan dirimu
terbang kemana pun yang kamu mau, mengejar semua impianmu sedari dulu. Aku tak
akan ganggu hidupmu lagi. Aku pun kerapkali berusaha untuk menghentikan semua
sistem otomatis yang bekerja saat melihatmu. Namun, aku masih tak berdaya.
Kini, aku hanya menikmati sistem itu, sampai Tuhan menghentikannya sendiri.
Semoga kamu selalu bahagia dan semua impianmu tercapai.
Maafkan aku untuk semua kesalahan yang pernah kuperbuat.
Sekali lagi, SELAMAT TANGGAL SATU, HAPPY FAILED ANNIVERSARRY,
KAMU.
Maafkan aku, karena perasaanku masih sama seperti tanggal
satu, tahun lalu.